Daftar Fungisida untuk Penyakit Antraknosa atau Hawar
Sunday, February 03, 2019
Add Comment
Daftar Fungisida untuk penyakit Antraknosa atau Hawar - Pada saat kita melihat hijau-hijau seperti tanaman dalam perkebunan ataupun persawahan kadang kita merasa segar dan nyaman, tapi ketika kita melihat tanaman perkebunan akan selalu ada penyakit yang menyerang pada daun.
Sehingga kita merasa kurang nyaman dan ingin mengobati penyakit tersebut agar tidak menyebar ke tanaman lain dengan menggunakan fungisida. Penyakit yang sering menyerang diantaranya yaitu antraknosa.
Antraknosa merupakan jenis penyakit yang menyerang tumbuhan dan banyak ditemukan pada bermacam tanaman perkebunan, pohon dan semak, awal gejala ini dapat dilihat dari bentuk bercak yang ada pada daun, bentuknya yaitu berupa bulatan berwana hitam kecoklatan yang akan berlanjut pada seluruh daun sampai kematian jaringan.
Antraknosa disebabkan oleh bermacam-macam jamur antara lain: Colletotrichum capsici pada tanaman cabai merah, Colletotrichum sp. pada tanaman kakao, sorghum, jagung, dan Colletotrichum coccodes pada tanaman tomat. Antraknosa sering disebut hawar pada bagian daun, akar, ataupun ranting.
Infeksi terhadap daun akan lebih kritis saat musim hujan, sebab jamur antraknosa membutuhkan air dalam penyebaran. Jamur penyebab antraknosa tidak akan menyebar dalam suasana kering.
Gejala antraknosa banyak variasinya pada tanaman seperti pada inang, cuaca, dan menyebarkan infeksi. Daun dewasa condong lebih tahan terhadap infeksi.
Tapi saat suasana atau cuaca yang mendukung penyebaran penyakit ini memungkinkan akan penyebaran pada bagian tanaman lainnya seperti ranting dan dahan pohon dapat terinfeksi sehingga perlu digunakan fungisida yang cocok untuk penyakit ini.
Jamur antraknosa banyak hidup pada bagian daun dan ranting, penyakit ini sering terjadi pada awal musim hujan, jamur ini akan banyak memproduksi spora kecil dan disebarkan melalui percikan air hujan. Awal penyebaran penyakit ini melalui daun atau ranting muda.
Fungisida diatas sangat bagus untuk digunakan untuk menghentikan penyakit Antraknosa agar tidak menyebar ke bagian tanaman lain. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi anda dalam menghentikan penyakit Antraknosa.
Sehingga kita merasa kurang nyaman dan ingin mengobati penyakit tersebut agar tidak menyebar ke tanaman lain dengan menggunakan fungisida. Penyakit yang sering menyerang diantaranya yaitu antraknosa.
1.Pengertian dari Antraknosa
Antraknosa disebabkan oleh bermacam-macam jamur antara lain: Colletotrichum capsici pada tanaman cabai merah, Colletotrichum sp. pada tanaman kakao, sorghum, jagung, dan Colletotrichum coccodes pada tanaman tomat. Antraknosa sering disebut hawar pada bagian daun, akar, ataupun ranting.
Infeksi terhadap daun akan lebih kritis saat musim hujan, sebab jamur antraknosa membutuhkan air dalam penyebaran. Jamur penyebab antraknosa tidak akan menyebar dalam suasana kering.
Gejala antraknosa banyak variasinya pada tanaman seperti pada inang, cuaca, dan menyebarkan infeksi. Daun dewasa condong lebih tahan terhadap infeksi.
Tapi saat suasana atau cuaca yang mendukung penyebaran penyakit ini memungkinkan akan penyebaran pada bagian tanaman lainnya seperti ranting dan dahan pohon dapat terinfeksi sehingga perlu digunakan fungisida yang cocok untuk penyakit ini.
Jamur antraknosa banyak hidup pada bagian daun dan ranting, penyakit ini sering terjadi pada awal musim hujan, jamur ini akan banyak memproduksi spora kecil dan disebarkan melalui percikan air hujan. Awal penyebaran penyakit ini melalui daun atau ranting muda.
2.Fungisida untuk Penyakit Antraknosa atau Hawar
Adapun fungisida yang mampu menghentikan penyebaran penyakit antraknosa, diantaranya adalah:- VICTORY 80 WP dengan bahan aktif mankozeb : 80 % diproduksi oleh PT Multi Sarana Indotani.
- SIDAZEB 80 WP dengan bahan aktif mankozeb : 80 % diproduksi oleh PT Petrosida Gresik.
- MAGENTA 50 WP dengan bahan aktif benomil : 50 % diproduksi oleh PT Multi Sarana Indotani.
- PREVICUR-N 722 SL dengan bahan aktif propamokarb hidroklorida : 722 g/l diproduksi oleh PT Bayer Indonesia.
- PEMULUS 80 WG dengan bahan aktif belerang : 80 % di produksi oleh PT BASF Indonesia.
- ZENITH 75 WP dengan bahan aktif propineb (propineb) : 75 % diproduksi oleh PT Nufarm Indonesia.
- EXPLORE 250 EC (umum) dengan bahan aktif difenokonazol (difenoconazole) : 250 g/l diproduksi oleh PT Dharma Guna Wibawa.
- STARPLUS 70 WP dengan bahan aktif propineb : 70 % diproduksi oleh PT Petrokimia Kayaku.
- BION-M 1/48 WP dengan bahan aktif asibenzolar-s-metil : 1 % dan mankozeb : 48 % diproduksi oleh PT Syngenta Indonesia.
- AZOMIX 200/125 SC dwngan bahan aktif azoksistrobin (azoxystrobin) : 200 g/l dan difenokonazole (difenoconazol) : 125 g/l diproduksi oleh PT Dalzon Chemicals Indonesia.
- ANTRACOL 70 WP dengan bahan aktif propineb : 70 % diproduksi oleh PT Bayer Indonesia.
- ANVIL 50 SC dengan bahan aktif heksakonazol : 50 g/l diproduksi oleh PT Syngenta Indonesia.
- AMISTARTOP 325 SC dengan bahan aktif azoksistrobin (azoxystrobin) : 200 g/l dan difenokonazol (difenoconazole) : 125 g/l diproduksi oleh PT Syngenta Indonesia.
- SCORE 250 EC dengan bahan aktif difenokonazol (difenoconazole) : 250 g/l diproduksi oleh PT Syngenta Indonesia.
- NATIVO 75 WG dengan bahan aktif tebukonazol (tebuconazole) : 50 % dan trifloksistrobin (trifloksistrobin) : 25 % diproduksi oleh PT Bayer Indonesia.
- ACAPELA SYSTEM 280 SC dengan bahan aktif pikosistrobin (picoxystrobin) : 200 g/l dan siprokonazol (cyproconazole) : 80 g/l diproduksi oleh PT DuPont Agricultural Products Indonesia.
Fungisida diatas sangat bagus untuk digunakan untuk menghentikan penyakit Antraknosa agar tidak menyebar ke bagian tanaman lain. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi anda dalam menghentikan penyakit Antraknosa.
0 Response to "Daftar Fungisida untuk Penyakit Antraknosa atau Hawar"
Post a Comment